young married
saya, yang selama 3 tahun tinggal di lingkungan yang terjaga hijab dan akhlaknya
tidak mengenal istilah 'pacaran' tapi lebih sering mengenal istilah 'munakahah' alias menikah
bahkan itu menjadi materi pelajaran ketika saya kelas 11
adab sebagai seorang isteri, kewajiban, hak hak seorang isteri, perceraian dll
setelah lulus dari SMA, saya jadi tidak terlalu kaget lagi melihat lulusan lulusan sekolah saya memilih langkah untuk segera menikah dibandingkan berbuat zina. (zina hati, zina mata, dll)
setahun setelah saya lulus SMA, saya mendapat kabar kakak kelas saya diatas satu tahun akan melangsungkan pernikahan. di usia yang masih sangat belia sekali. 19 tahun
lalu selang 5 bulan teman seangkatan saya ketika kuliah memilih menikah muda juga disaat sibuk-sibuknya kuliah dan berorganisasi
selang 1 bulan, kaka kelas saya diatas satu tahun lagi juga melangsungkan pernikahan
dan masih banyak lagi
saya sendiri sebenarnya salut sekaligus bingung, kenapa mereka bisa mantap mengambil keputusan untuk menikah muda.
tidak tinggal lagi dengan orang tua, semua biaya hidup kita menjadi kewajiban suami, mengurus rumah tangga dari pagi hingga pagi lagi, melahirkan, mengurus anak
sedangkan umur kita baru menjadi remaja yang menuju dewasa
saat lagi berpikir tentang hal ini, munculah iklan yang unik dan agak mencengangkan ini
saya sih terserah aja orang mau menikah muda apa engga
sebagian orang awam pasti mikir gini "gila, nikah umur 19 pasti dia udah *blabla*" pikiran negatif
kalo saya sih liat dulu lah latar belakang dia, ga asal judge gitu
kalo dia dari kalangan baik-baik saya sangat mengerti kenapa orang itu memutuskan untuk menjadikan hubungannya menjadi halal dibanding pacaran.
tapi ada sebagian orang (termasuk saya terkadang. hehe) berpikir gini
"ga segampang itu juga kan nikah, kalau tiada memungkinkan menikah dini (tidak ada izin orang tua, dll) apa dong yang harus dilakukan agar diri ini tidak ternodai hal hal yang mendekati zina?"
mari kita tanyakan pada pakarnya cinta, ustadz felix siauw. hehe
ini dia tweet dari ustadz felix siauw menjawab pertanyaan saya:
Komentar
Posting Komentar