Sabar

kata orang sabar itu ada batasnya, kata orang lain lagi kalo ada batasnya itu namanya gak sabar.

tapi serius baru pertama ini kayanya gue ngerasa kalo kesabaran gue diuji. ya seiring dengan berjalannya umur tentu permasalahan akan terasa semakin besar. mungkin 2 atau 3 tahun lagi dan tahun-tahun berikutnya gue akan berpikir kalau permasalahan dunia perkuliahan dan perskripsian itu adalah hal sepele dalam hidup ini.

ya sepertinya gue ga perlu cerita sih detailnya kesabaran-kesabaran yang harus gue hadapi dalam semester ini dan tahun 2016 ini. mulai dari ngulang matkul yang "padahal menurut gue" harusnya dapet A semua yang menyebabkan IPK gue jadi ga sesuai target kelulusan, teman dekat yang tiba-tiba jadi super sensitif, dosen pembimbing yang yaa begitulah, sabar jika ngeliat barang-barang (especially cosmetic and parfume) yang pengen gue beli (tahun ini tahun pemborosan!), sabar menerima takdir Allah yang diluar rencana dll. (eh ini gak detail kan?)

gue gatau batas sabar gue ada dimana. pantes aja di Al-Qur'an banyak ayat tentang sabar. karena mungkin ga semua orang bisa sabar dan maka dari itu Al Qur'an selalu mengingatkan manusia untuk selalu sabar.

"hai orang-orang beriman jadikanlah sabar dan solat sebagai penolongmu. sesungguhnya Allah bersama-sama orang yang sabar" (QS.2:153)

sejujurnya, gue jadi malas untuk bermimpi. takut jatuh dan takut ga sesuai rencana (lagi dan lagi) dan kesabaran pun diuji lagi. bukan pesimis, tapi setiap optimis dan bahkan kadang sudah membayangkan yang indah-indah di kepala hampir selalu saja failed.i dont know why. kayanya khayalan dan realita itu berbanding negatif. tapi takut juga sih kalau setiap apa yang  dipikiran berbanding negatif dengan realita :( naudzubillah. 

beberapa contoh dimana sesuatu yang gue pikirkan berbalik dengan realita adalah:
1. gue daftar olimpiade (astronomi atau apasih lupa gue) pokonya peluangnya gede deh  buat lolos mewakili sekolah karena peminatnya dikit. yang diterima itu peringkat 1-3 aja. dan dari 9 peserta yang daftar (kalau ga salah ingat) gue peringkat 4. cuma beda satu peringkat untuk lolos dengan beda score yang tipis.
2. yang ngulang matkul kemarin, harusnya sih A menurut gue dengan gue belajar dan yakin banget sama nilai UTS UASnya. ternyata nilainya pemutihan :( damn!
3. ga semua sial sih, score TOEFL paling membekas sih. gue yakin banget saat itu gara2 listening yang susah dan gue ada beberapa ga jawab karena keabisan waktu. gue yakin banget score TOEFL gue nilainya bakal di bawah 450 (ya paling banter ngepas). ternyata 500 keatas 
4. pas ambil mata kuliah mikroekonomi 1 (kalau ga salah) intinya yang dosennya pa Bagj sama matek dan matlan. itu adalah 3 matakuliah yang gue yakin banget nilainya hancur (karena dosennya ya begitulah katanya horror kalau ngasih nilai) dan ditambah gue yang males-malesan di kelas (belajarnya cuma pas UTS UAS) dan gue bener2 deg-degan setiap buka nilai di students. *bayangan dapat D udah di depan mata* eh ngga taunya nilainya bener-bener diluar dugaan banget (memuaskan tentunya)

dan lain lain.

adakah yang bisa membuka pikiran gue kalau harapan dan keyakinan berbanding terbalik dengan realita adalah salah?

Komentar

  1. Berharap tetap yang terbaik, keyakinan (prasangka) juga yang terbaik, soal bagaimanapun hasilnya tetap menerima dan disyukuri sar.

    “Boleh jadi, kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:216)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

High Kick Through the Roof

sakit gigi cabut gigi