kisah hari ini dan nenek hakim

Guten Abend

tadi siang saya dan teman saya intan udah degdegan nunggu giliran presentasi mata kuliah metode penelitian tentang research question dari topik skripsi kita. kita udah berdoa semoga dosennya gak masuk ternyata malah masuk. 

akhirnya tibalah saatnya presentasi. sesungguhnya kita berdua maunya maju awal awal supaya fase degdegannya selesai. satu persatu mahasiswa maju untuk presentasi. saat tiba giliran kita dan kita udah siap banget untuk presentasi tiba tiba sang dosen berkata "saya rasa cukup sekian saja, waktu kita cuma tinggal lima menit lagi. yang belum presentasi minggu depan aja tapi saya minta minggu depan lebih rinci lagi ditulis ada berapa jurnal penelitian sebelumnya yang sudah ada blablabala...."

lalu saat pengumuman praktikum kita berdoa kuat supaya kita gak kebagian asisten yang bernama sebut saja mawar. ternyata asisten praktikum kita mawar

sesuatu yang sudah direncanakan dan yang kita inginkan sangat berbanding terbalik dengan takdir yang di dapat. itulah kuasa Allah semoga ada Allah punya rencana yang indah untuk kita dibalik kejadian tersebut.

and today our first time to take a course in TBI, first day i think that's not bad, really fun and interactive, meet a new friends from other college.

-----------------------------------------

sebelum lupa, saya ingin bercerita sesuatu. ketika semester 2 sampai semester 6 , saya dan teman teman saya cukup sering makan di satu kios makan daerah hasanuddin dekat gerbang PAAP yang menjual nasi uduk ayam bakar dan soto. tempatnya memang tidak ramai dibandingkan kios makanan lainnya entah kenapa. yang berjualan disitu adalah seorang ibu kurus berusia 60-an tahun yang selalu semangat dan sangat ramah. aku dan teman temanku selalu menyebutnya dengan "nenek hakim" karena hakim temanku selalu menjadi pelanggan setianya

beberapa keunikan dari ibu tersebut adalah dia selalu menyebut harga dengan juta. misalkan "ibu sotonya harganya berapa?" "soto ayam atau apel (ati ampela)? kalau ayam 8 juta" maksudnya adalah 8 ribu. lalu ketika sudah membayar dan hendak pergi ibunya selalu mendoakan kita "sukses terus ya kuliahnya neng cantik, dilancarkan, dapet pacar yang baik yang pinter yang kaya" "amiin buu, jangan pacar deh bu suami aja" "ooh boleh, suami yang baik yang soleh, pinter kaya" doa dari mulut sang nenek tidak pernah ketinggalan setiap kita selesai makan dari situ. itu salah satu alasan saya senang makan disitu meskipun soal rasa kios lain masih lebih enak.

saya lupa sekali kapan tepatnya terakhir makan disitu. sehari atau dua hari sebelum puasa saya tidak mampir kesitu, apalagi ketika bulan puasa semua kios makan disitu tutup semua. lalu saya liburan di jakarta dan kkn pada bulan agustus. 

hari pertama masuk kuliah kembali 1 September 2015, saya makan siang di daerah PAAP kembali. saya heran kenapa kios "nenek hakim" sudah berubah tidak berjualan nasi uduk seperti biasanya. dan si nenek tidak ada ditempat. saya sempat bertanya tanya dalam hati dan berpikir "apa jangan jangan nenek pindah tempat jualan atau pindah rumah?" 

beberapa hari kemudian karena sangat penasaran akhirnya saya tanyakan ke ibu yang menjual nasi timbel di sebelah bekas kios "nenek hakim" "ibu, nenek yang jual nasi uduk di sebelah kenapa gak jualan lagi?" "oh nenek itu udah meninggal neng dari sebelum puasa" 

DEG, jantung saya berdegup kencang. kaget dengan apa yang dikatakan ibu tersebut. sebelum puasa padahal saya masih berkeliaran di kampus tapi saya baru tau berita meninggalnya nenek tersebut sekarang. "innalillahi wa inna ilaihi rojiun, kenapa bu meninggalnya?" "sakit paru paru neng, komplikasi juga penyakitnya. dari sebelum puasa. neng sering makan disitu ya?" "iya bu, lumayan sering. innalillahi ga nyangka saya bu"

setelah itu saya langsung buka hp dan chat ke hakim "hakim nenek lo udah meninggal :(" "nenek yang mana?" "nenek yang jual nasi uduk itu" "oh itu udah tau lama gue sar" "kok lo udah tau?" "kan gue cucunya wkwk"

ah "nenek hakim" mungkin jasamu secara tidak langsung banyak dalam hidupku selama di dunia perkuliahan ini. kau sudah memberikan kenyang di perutku, mungkin aku ipknya bisa naik karena doamu yang tulus, kiosmu juga sering kujadikan tempat mengerjakan tugas, keceriaanmu dan doa doamu pula membuatku senang makan di kiosmu. dengan gaya berjualan khasmu nek. jika saja aku tau kalau aku tidak bisa bertemu denganmu untuk selamanya ingin rasanya aku lebih banyak ngobrol denganmu nek tentang kehidupan dan bisa berfoto denganmu untuk terakhir kali karena nenek telah menjadi bagian dari dongeng kehidupanku. selama nenek masih hidup aku masih ingat bagaimana nenek itu bercerita tentang dia yang pernah tinggal di jakarta, dia yang hanya mendapat uang dari berjualan di PAAP saja dan jika mahasiswa libur ia tidak mendapat penghasilan. aku rindu "nenek hakim" semoga amal ibadahmu diterima oleh Allah swt. aamiin



Komentar

Postingan populer dari blog ini

High Kick Through the Roof

sakit gigi cabut gigi